Iran Serang Israel, Joe Biden Kontak PM Netanyahu
Presiden AS Joe Biden berkoordinasi dengan tim keamanan nasional terkait serangan Iran ke Israel/FOTO via Instagram @potus

Bagikan:

JAKARTA - Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan berkomunikasi lewat telepon, menyusul serangan Iran terhadap Israel.

Dilansir CNN, belum ada rincian perbincangan antarkeduanya terkait serangan drone Iran sebagai balas dendam atas penyerangan Israel ke Kedubes Iran di Damaskus, Suriah.

Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengklaim serangan terhadap Israel sebagai respons terhadap serangan ke Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah yang menewaskan sejumlah elite militer Iran, mengutip IRNA.

"Serangan tersebut merupakan respons terhadap berbagai kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis, termasuk serangan terhadap bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus dan pembunuhan sekelompok komandan dan penasihat militer negara kami di Suriah," kata pernyataan itu.

Pada pekan lalu AS sudah ‘menyalakan’ sinyal kewaspadaan tinggi atas kemungkinan serangan Iran yang menargetkan aset Israel atau AS buntut respons serangan Israel ke kedutaan Iran di Suriah.

“Kami benar-benar berada pada tingkat kewaspadaan yang tinggi,” kata pejabat itu ketika mengkonfirmasi laporan CNN yang mengatakan serangan bisa terjadi pekan depan sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu, 6 April.

Pesawat tempur Israel diduga mengebom kedutaan Iran di Damaskus pada Senin, 1 April dalam serangan yang menewaskan seorang komandan militer Iran dan menandai peningkatan besar dalam perang Israel dengan musuh-musuh regionalnya.

Korps Pengawal Revolusi Islam Iran mengatakan tujuh penasihat militer Iran tewas dalam serangan itu, termasuk Mohammad Reza Zahedi, komandan senior Pasukan Quds, yang merupakan pasukan eliet spionase dan paramiliter asing.

Iran mengatakan pihaknya berhak “mengambil tindakan tegas.”

Presiden AS Joe Biden membahas ancaman dari Iran melalui panggilan telepon pada Kamis, 4 April, dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.